Siapa yang tidak senang bila liburan tiba? Dari anak kecil yang baru masuk playgroup sampai profesor yang sudah berakar di kampus, dari tukang sapu jalanan hingga mereka yang duduk di puncak kekuasaan, semua menantikan datangnya liburan itu. Bahkan sejak jauh-jauh hari, apa saja yang akan dilakukan di dalam masa liburan sudah direncanakan dengan seksama. Liburan dinantikan dengan sungguh tidak sabar. Bahkan di hari-hari mendekati masa liburan, penantian itu sudah mengganggu konsentrasi kita dalam melakukan aktivitas yang lain. Bau liburan itu terlalu kuat….
Bukan hanya itu saja, ke mana-mana kita sudah dibuat untuk mencium bau liburan tersebut. Masuk mal? Dari jauh saja kita sudah mencium berbagai tawaran harga khusus liburan. Diskon baju, sepatu, alat-alat rumah tangga, alat-alat sekolah, HP, apa saja. Semua orang berbondong-bondon memborong barang-barang diskon tersebut tanpa memikirkan dan mempertimbangkan apakah barang itu diperlukan atau tidak. Yang ada adalah pemikiran bahwa barang-barang tersebut suatu hari mungkin akan saya butuhkan maka saya perlu beli sekarang, wong mumpung diskon. Atau, kita mencuci otak kita sendiri dengan mengatakan bahwa yang di rumah itu sudah selayaknya diganti, makanya mumpung diskon ya beli aja… kan rugi kalau sudah tidak ada diskon lagi. Maka, jadilah rumah kita sebagai gudang penampungan barang-barang diskon yang dengan bangga kita tunjukkan kepada teman-teman kita, betapa “pintarnya” kita mendapatkan barang diskon.
SABAT = ISTIRAHAT = LIBURAN?
Diposting oleh
edgar tatemba
22 Januari 2010
Label: Renungan hari ini
0 komentar:
Posting Komentar