Ada sebuah kisah pada zaman ketika es krim sudae masih jauh lebih murah, seorang anak berusia 10 tahun masuk kedalam sebuah kedai kopi di sebuah hotel dan duduk di sebuah meja. Seorang pramusaji meletakan segelas air di hadapanya.
“berapa harga es krim sudae?” demikian sang anak bertanya. “lima puluh sen,” pramusaji menjawab. Sang anak mengeluarkan tanganya dari dalam sakunya dan menghitung uang logam yang di pegangnya. “berapa harga es krim biasa?” demikian ia bertanya.
Pada waktu itu sudah ada orang lain menunggu di layani dan pramusaji mulai tak sabar. “tiga puluh lima sen” ia menjawab dengan kasar.
Sang anak kembali menghitung uang logamnya. “kalau begitu saya memesan es krim biasa saja,” demikian ia mengatakan. Sang pramusaji membawakan es krimnya meletakan tagihan di atas meja lalu pergi.
Sang anak menghabiskan eskrimnya, membaya lalu pergi. Ketika pramusaji kembali, ia mulai menangis ketika ia membersihkan mejanya.
Di meja, di letakan di sebelah piring yang sudah kosong, terdapat dua buah uang logam lima sen dan lima buah uang logam satu sen. ___ ia tidak mungkin membeli es krim sudaenya, sebab ia harus menyisakan uang yang cukup untuk tip.
Jangan meremehkan siapapun
Diposting oleh
edgar tatemba
23 Januari 2011
Label: Kisah Inspiratif
0 komentar:
Posting Komentar